search

Selasa, 13 November 2012

Asal Usul Penciptaan Manusia Pertama

Penciptaan Adam adalah kisah
penciptaan manusia yang
pertama. Adam diriwayatkan
sebagai satu daripada ciptaan
Allah yang paling kontroversi
atau paling disebut-sebut oleh
makhluk Allah yang lain.
Peristiwa tersebut dikisahkan
dalam Al-Qur’an.
Ketika Allah berfirman kepada
malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang
khalifah di bumi. Mereka
bertanya (tentang hikmat
ketetapan Tuhan itu dengan
berkata): Adakah Engkau (Ya
Tuhan kami) hendak
menjadikan di bumi itu orang
yang akan membuat bencana
dan menumpahkan darah,
padahal kami sentiasa bertasbih
dengan memujiMu dan
mensucikanMu?.
Tuhan berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui
akan apa yang kamu tidak
mengetahuinya.”(Surat Al
Baqarah: 30)
Ciptaan dari Tanah
Allah telah memerintahkan
Malaikat Jibril turun ke bumi
untuk mengambil sebahagian
tanah sebagai bahan untuk
menjadikan Adam.
Walau bagaimanapun, bumi
enggan membenarkan
tanahnya diambil malah
bersumpah dengan nama Allah
bahwa dia tidak rela untuk
menyerahkannya kerana
kebimbangannya seperti yang
dibimbangkan oleh para
malaikat.
Jibril kembali setelah
mendengar sumpah tersebut
lalu Allah mengutuskan pula
Malaikat Mikail dan
kemudiannya Malaikat Israfil
tetapi kedua-duanya juga tidak
berdaya hendak berbuat apa-
apa akibat sumpah yang dibuat
oleh bumi.
Maka, Allah memerintahkan
Malaikat Izrail untuk melakukan
tugas tersebut dan mendesak
bumi agar tidak menolak
walaupun bumi bersumpah
karena tugas tersebut
dijalankan atas perintah dan
nama Tuhan.
Maka, Izrail turun ke bumi dan
mengatakan yang
kedatangannya adalah atas
perintah Allah dan memberi
amanat kepada bumi untuk
tidak membantah yang
memungkinkan bumi
mendurhakai Allah.
Menurut Ibnu Abbas, tanah
bumi dan syurga digunakan
untuk dijadikan bahan
mencipta Adam. Tanah tersebut
adalah:
1. Tanah Baitulmuqaddis
(Palestin) – kepala sebagai
tempat kemuliaan untuk
diletakkan otak dan akal.
2. Tanah Bukit Tursina (Mesir) –
telinga sebagai tempat
mendengar dan menerima
nasihat.
3. Tanah Iraq – dahi sebagai
tempat sujud kepada Allah.
4. Tanah Aden (Yaman) – muka
sebagai tempat berhias dan
kecantikan.
5. Tanah telaga Al-Kautsar –
mata sebagai tempat menarik
perhatian.
6. Tanah Al-Kautsar – gigi
sebagai tempat memanis-manis.
7. Tanah Kaabah (Makkah) –
tangan kanan sebagai tempat
mencari nafkah dan
bekerjasama.
8. Tanah Paris (Perancis) –
tangan kiri sebagai anggota
untuk melakukan istinjak.
9. Tanah Khurasan (Iran) –
perut sebagai tempat berlapar.
10. Tanah Babilon (Iraq) –
kelamin sebagai organ seks dan
tempat bernafsu serta godaan
syaitan.
11. Tanah Tursina (Mesir) –
tulang sebagai peneguh
manusia.
12. Tanah India – kaki sebagai
anggota berdiri dan berjalan.
13. Tanah Firdaus (Syurga) –
hati sebagai tempat keyakinan,
keimanan, dan kemahuan.
14. Tanah Taif (Arab Saudi) –
lidah sebagai tempat untuk
mengucapkan syahadah, syukur
dan do’a.
Penyempurnaan
Tubuh Adam mempunyai
sembilan rongga atau liang.
Tujuh liang di kepala dan dua di
bawah badan yaitu dua mata,
dua telinga, dua hidung, satu
mulut, satu dubur dan satu
uretra.
Lima panca indera dilengkapi
dengan anggota tertentu
seperti mata untuk penglihatan,
telinga untuk pendengaran,
hidung untuk pengesanan
bauan, lidah untuk perasa
seperti asam, asin, manis dan
pahit dan kulit untuk sentuhan
bagi panas, dingin, tekanan,
viskositas dan sakit.
Ketika Allah menjadikan tubuh
Adam, tanah dicampurkan
dengan air tawar, asin dan
anyir beserta api dan angin.
Kemudian Allah resapkan Nur ke
dalam tubuh Adam dengan
pelbagai “sifat”.
Lalu tubuh Adam digenggam
dengan genggaman Jabarut
dan diletakkan di dalam Alam
Malakut. Tanah itu dicampurkan
lagi dengan istilah wewangian
dan ramuan dari Nur Sifat Allah
dan dirasmi dengan “Bahrul
Uluhiyah“.
Kemudian, tubuh tersebut
dibenamkan dalam “Kudral
‘Izzah” yaitu sifat “Jalan dan
Jammal” lalu disempurnakan
tubuh tersebut.
Waktu kejadian manusia tidak
disebut berapa lama walaupun
melalui apa cara perhitungan
sekalipun seperti dalam al-
Quran: “Bukankah telah berlalu
kepada manusia satu ketika
dari masa (yang beredar),
sedang dia (masih belum wujud
lagi dan) tidak menjadi sesuatu
benda yang disebut-
sebut…” (Surat Al Insaan:1)
Menurut keterangan ulama,
tubuh Adam diselubungi dalam
tempo 120 tahun, 40 tahun di
tanah yang kering, 40 tahun di
tanah yang basah dan 40 tahun
di tanah yang hitam dan
berbau.
Dari situ, Allah ubah tubuh
Adam dengan rupa kemuliaan
dan tertutuplah dari rupa
hakikatnya. Karena proses
kejadian itu melalui peringkat
yang “kotor”, tidak heran
Malaikat dan Iblis memandang
rendah akan kejadian manusia
yang diciptakan dari tanah.
Masuknya Roh
Roh diperintah Allah untuk
memasuki jasad Ada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar