search

Kamis, 04 April 2013

Artikel Hardening (heatretment)

Pengertian dan tujuan Proses pengerasan atau hardening adalah suatu proses perlakuan panas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu benda kerja yang keras, proses ini dilakukan pada temperatur tinggi yaitu pada temperatur austenisasi yang digunakan untuk melarutkan sementit dalam austenit yang kemudian di quench. Pada tahap ini akan menghasilkan terperangkapnya karbon yang akan menyebabkan bergesernya atom-atom sehingga terbentuk struktur body center tetragonal atau struktur yang tidak setimbang yang disebut martensit yang bersifat keras dan getas. Tahapan Pekerjaan yang Harus Dilakukan Sebelum Proses hardening 1) Bebas dari terak (scale), oli, dan sebagainya agar dihasilkan kekerasan yang diinginkan dengan kata lain benda kerja harus bersih. 2) Benda kerja yang memiliki luban(kecil), terutama pada baja perkakas harus ditutup dengan tanah liat, asbes, dsb atau baja insert sehingga tidak terjadi pengerasan pada bagian lubang tersebut. Hal ini tidak perlu dilakukan jika ukuran lubang relatif besar. 3) Benda kerja harus ditempatkan pada fixture yang layak sebelum diletakkan di dalam tungku. Hal ini adalah dilakukan untuk mencegah timbulnya distorsi. Benda kerja-benda kerja yang kecil yang relatif kecil dapat diletakkan dalam suatu “keranjang” yang didisain khusus untuk itu agar dijamin kekerasan yang homogen. 4) Baja karbon dan baja paduan rendah dapat dipanaskan langsung ke temperature pemanasannya tanpa memerlukan adanya pemanasan awal (pre-heat). Sedangkan benda kerja yang besar dan bentuknya rumit dapat dilakukan pre-heat atau pemanasan awal untuk mencegah distorsi dan retak akibat tidak homogennya temperatur di bagian tengah dengan di bagian permukaan. Pemanasan awal biasanya dilakukan untuk baja-baja perkakas karena konduktifitas panas baja tersebut sangat rendah, temperatur pemanasan awal yang dilakukan adalah 5000-6000 C. 5) Benda kerja yang akan dikeraskan harus mempunyai struktur yang homogeny dan halus, karena apabila dari struktur logam tersebut kasar maka akan diperoleh struktur logam yang tidak homogen, distorsi, retak pada saat dipanaskan maupun pada saat diquench. Untuk itu struktur logam yang kasar sebelum dipanaskan harus dinormalkan terlebih dahulu dengan temperature 7800-8000 C. Proses Hardening Pemanasan: memanaskan material sampai temperatur tertentu untuk membentuk fasa austenit. Penahanan: menahan pada temperatur pengerasan agar didapatkan distribusi temperatur yang seragam pada bahan uji. Lamanya penahanan tergantung pada jenis bahan serta ketebalannya. Jenis baja Waktu tahan(menit) 1 Baja karbon dan baja paduan rendah 5-15 2 Baja paduan menengah 15-25 3 Low alloy tool steel 10-30 4 High alloy chrome steel 10-60 5 Hot-work tool steel 15-30 Ketebalan benda uji sangat mempengaruhi pemberian waktu penahanan pada saat proses austenisasi. Secara matematis pemberian waktu penahanan terhadap ketebalan benda uji dapat ditulis pada persamaan 1 berikut [Krauss, 1986]. T = 1,4 × H ..............dengan : T = waktu penahanan (menit) H = tebal benda kerja (mm) Waktu penahanan sangat berpengaruh pada saat transformasi karena apabila waktu penahanan yang diberikan kurang tepat atau terlalu cepat, maka transformasi yang terjadi tidak sempurna dan tidak homogen selain itu waktu tahan terlalu pendek akan menghasilkan kekerasan yang rendah hal ini dikarenakan tidak cukupnya jumlah karbida yang larut dalam larutan. Sedangkan apabila waktu penahanan yang diberikan terlalu lama, transformasi terjadi namun diikuti dengan pertumbuhan butir yang dapat menurunkan ketangguhan. Pendinginan: mendinginkan logam yang telah dipanaskan dalam dapur pemanas kedalam media pendingin, tahap ini merupakan tahap yang paling kritis dalam proses perlakuan panas, media pendingin biasanya digunakan air. Dipilihnya air sebagai media pendingin pada proses quenching karena air merupakan media pendingin yang cocok untuk logamlogam yang memiliki tingkat kekerasan atau hardenability yang relatif rendah seperti logam paduan aluminium. Pendinginan dilakukan secara cepat, dari temperature austenisasi ke temp.yang lebih rendah(suhu ruang) Media Pendingin Air: daya pendingin cepat. Minyak: daya pendingin sedang. Udara: daya pendingin lambat. Garam: daya pendingin cepat, Dll. Hardening Baja AISI 1045 AISI 1045 adalah baja karbon yang mempunyai kandungan karbon sekitar 0,45 - 0,50 dan termasuk golongan baja karbon SEDANG, Baja spesifikasi ini banyak digunakan sebagai komponen automotif misalnya untuk komponen roda gigi, poros dan bantalan. Pada aplikasinya ini baja tersebut harus mempunyai ketahanan aus yang baik karena harus mempu menahan keausan akibat bergesekan dengan rantai. ketahanan aus berbanding lurus dengan kekerasan maka perlu di hardening .Komposisi kimia dari baja AISI 1045 ADALAH SEBAGAI BERIKUT

Selasa, 02 April 2013

Cara diet yang mencerdaskan.

Mengapa harus bingung berdiet???
Umumnya pelajar gemuk jaman sekarang sibuk memilih cara diet yang evektif, baik dari segi biaya, waktu, ataupun efek samping yang ditimbulkan.
Bagi pelajar yang berduit itu tak menjadi masalah. Mereka bias mengkonsumsi obat-obatan untuk mendapatkan badan yang ideal. Tetapi bagaimana dengan mereka yang tingkat ekonominya menegah kebawah??? Ngak bisa ideal dong…..kan saying uangnya.
Sekarang mereka tak perlu khawatir, ada kok cara diet yang gratis, waow……hari gini ada gratisan, mau dong….. yap bener banget, tapi kita harus ingat bahwa semua yang bermanfaat pasti menimbulkan efek samping apalagi gratisan…..ow,,,, pastinya ada dong.
mau tau kelanjutannya.. komen ya!!

HAMA DAN PENTAKIT PADA TUMBUHAN (IPA)



A.                Hama Tumbuhan
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
1.    Tikus
Tikus merupakan hama yang sering membuat pusing petani karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan berkembang biak yang tinggi. Biasanya tikus menyerang sawah bagian tengah. Cara mengatasinya:
*        Membongkar dan menutup lubang tempat persembunyian dan menangkap tikusnya.
*        Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
*        Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pulasehingga tidak ada kesempatan bagi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
*        Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam dengan fosforus, tetapi sebaiknya dilakukan sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.
2.    Wereng
Wereng ialah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kering, dan akhirnya mati. Cara mengatasinya:
Ø  Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1-2 bulan.
Ø  Pengendalian hayati, yaitu menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba-laba predatorb Lycosa pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi, dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synormania octomactulata.
Ø  Menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan.
3.    Walang Sangit
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakan salah satu hama yang meresahkan. Jika diganggu hewan ini akan meloncat sambil mengeluarkan bau. Faktor yang mempengaruhi populasinya:
·            Sawah dekat dengan area perhutanan.
·            Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
·            Penanaman tidak serentak.
Cara mengatasinya:
v  Menanam tanaman secara serentak.
v  Membersihkan sawah dari segala rumput yang tumbuh disekitar sawah agar tidak menjadi perkemnangbiakan walang sangit.
v  Menangkap walang sangit pada pagi hari menggunakan jala.
v  Menangkap dengan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau alga.
v  Menggunakan predator alami berupa laba-laba dan menanam jamur untuk menginfeksi walang sangit.
v  Menggunakan insektisida.
4.    Ulat
Ulat adalah larva dari penetasan telur kupu-kupu yang yang diletakan di dedaunan oleh induknya. Daun yang dimakan ulat hanya tersisa tulang daunnya saja. Cara mengatasinya:
Ñ         Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
Ñ         Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas dan akan lebih mudah untuk ditangkap dan dikumpulkan.
Ñ         Melakukan penyemprotan menggunakan pestisida apabila cara lain tidak dapat dilakukan.
5.    Tungau
Tungau (kutu kecil) yang biasanya berada di bawah daun untuk menghisap daun tersebut, dan banyak terdapat pada musim kemarau.Tungau dapat diatasi dengan Mengumpulkan daun-daun yang terserang hama untuk dibakar.


B.                Penyakit Tumbuhan
Penyakit tumbuhan disebabkan oleh mikroganisme, mislnya jamur, bakteri, dan alga. Virus juga dapat menyebabkan penyakit tumbuhan.
1.    Jamur
Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakir yang menyerang hamper semua bagian tumbuhan. Jamur dapat mengganggu proses fotosintesis karena menutupi permukaan daun. Penyakit yang disebabkan jamur yaitu penyakit pada padi dan penyakit embun tepung. Jamur dapat diatasi dengan pemberian fungsisida.
2.    Bakteri
Bakteri dapat membusukkan daun, batang dan akar tumbuhan. Bakteri dapat diatasi menggunakan Bakterisida. Bakteri Serratia Marcescens dapat menyababkan penyakit CVPD(Citrus Vein Phloem Digeneration) yang jika belum parah dapat diatasi dengan Terramycin.
3.    Virus
Virus dapat membahayakan tumbuhan karena menular ke seluruh tumbuhan dengan cepat. Tumbuhan yang terkena virus sulit disembuhkan. Virus TMV(Tobacco Mosaic Virus) dapat menyebabkan daun tembakau berbercak-bercak putih. Penularan virus melaui perantara serangga.
4.    Alga(Ganggang)
Alga dapat menyebabkan bercak karat merah pada daun. Alga biasanya menyerang tumbuhan jeruk, jambu biji, atau rambutan.

Cara Pencegahan Penyakit Tumbuhan
o   Mencukupi kebutuhan zat haranya.
o   Usahakan semua bagian tumbuhan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
o   Jangan biarkan tumbuhan terserang kutu, tungau, atau hewan lain yang sering membawa bakteri dan jamur.
o   Usahakan lingkungan selalu bersih
o   Perhatikan tumbuhan sesering mungkin.
o   Jika terdapat gejala yang tampak, pangkas bagian yang terserang kemudian dibakar.
o   Penggunaan pestisida sebagai alternative terakhir.
Penggunaan Pestisida dapat dilakukan berdasarkan beberapa bertimbangan hal-hal berikut:
a.       Pestisida biologi disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang.
b.      Pestisida harus selektif, yaitu untuk hama atau penyakit yang menyerang jenis tanaman tertentu.
c.       Formulasi pestisida harus sesuai.
d.      Pestisida sistematik(masuk ke jaringan tumbuhan atau kontak bersentuhan dengan hama) disesuaikan dengan tahap perkembangan hama.

C.                Gulma
Gulma adalah tanaman pengganggu. Berdasarkan karakteristiknya gulma dibedakan menjadi tiga yaitu teki, rumput, dan gulma daun lebar.
1.Teki
Teki memiliki daya tahan luar biasa karena memiliki umbi batang didalam tanah.
Contoh: Teki lading (Cyperus rotundus)
2. Rumput
Berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon.
Contoh: Alang-alang (Imperata cylindrical)
3. Gulma Daun Lebar
Biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya
Pengendalian Gulma
Gulma dapat diatasi dengan herbisida(pembasmi gulma), tetapi kita perlu hati-hati dalam penggunaannya dan memperhatikan cara pemakaiannya dengan benar
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengendalian terhadap Gulma:
o   Jenis gulma dominant
o   Tanaman budi daya utama
o   Alternatif pengendalian yang tersedia
o   Dampak ekonomi dan ekologi